Dynamics of Granting Legal Standing to the Indigenous Community in Constitutional Review of Law
Dinamika Pemberian Kedudukan Hukum Pemohon bagi Masyarakat Hukum Adat dalam Pengujian Undang-Undang
DOI:
https://doi.org/10.31078/jk2037Keywords:
Indigenous Community, Judicial Review, Legal Standing, LitigantAbstract
The research on the existence of Indigenous Community (IC) is interesting to discuss heretofore. Previous studies have discussed the relationship between IC and Constitutional Court (CC) authority in judicial review of the Law (JR). Still, no research has comprehensively mapped the dynamics of granting the Litigants' legal standing to IC in JR since the establishment of CC. This research aims to obtain a portrait of the dynamics and basis of CC for granting legal standing to IC as a Litigant in JR and providing a basic proposal for determining IC’s legal standing as a Litigant in JR. This normative legal research analyzes secondary data by comprehensively mapping decisions on JR with IC as Petitioner since CC was established in 2003 to 2019. The study's results indicate several patterns of legal considerations and the basis of legal considerations for the CC in granting legal standing to IC as Litigants in JR.
References
Amiruddin, and Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004.
Anindyajati, Titis. “Politik Hukum Tentang Peran Mahkamah Konstitusi Dalam Melindungi Eksistensi Kesatuan Masyarakat Hukum Adat Di Indonesia.” Jurnal Masyarakat Dan Budaya 19, no. 1 (2017): 1-14. https://doi.org/10.14203/jmb.v19i1.378.
Azis, Arasy Pradana A., and Yance Arizona. “Afirmasi MK Terhadap Jukstaposisi Masyarakat Adat Sebagai Subyek Hak Berserikat Di Indonesia (Analisis Terhadap Keterlibatan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi No. 35/PUU-X/2012).” Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional 8, no. 1 (2019): 19-35. https://doi.org/10.33331/rechtsvinding.v8i1.300.
Bisariyadi. “Membedah Doktrin Kerugian Konstitusional.” Jurnal Konstitusi 14, no. 1 (2017): 22-44. https://doi.org/10.31078/jk1412.
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. “Paripurna DPR Sepakati 33 RUU Prolegnas Prioritas 2021,” 2021. https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/32239/t/Paripurna+DPR+Sepakati+33+RUU+Prolegnas+Prioritas+2021.
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. “RUU Tentang Masyarakat Hukum Adat,” 2020. https://www.dpr.go.id/uu/detail/id/394.
Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6697) (2021).
Ismi, Hayatul. “Kedudukan Hukum Kesatuan Masyarakat Hukum Adat Dalam Berperkara Di Mahkamah Konstitusi.” Jurnal Konstitusi BKK Fakultas Hukum Universitas Riau 1, no. 1 (2012): 1-18.
Kementerian Dalam Negeri. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 951) (2014).
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 006/PUU-III/2005 perihal Pengujian Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (2005).
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 006/PUU-VI/2008 perihal Pengujian Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali dan Kabupaten Banggai Kepulauan terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (2008).
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 011/PUU-V/2007 perihal Pengujian Undang-Undang Nomor 56 Prp Tahun 1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (2007).
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 019/PUU-XI/2013 perihal Pengujian Undang-Undang Nomor 56 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Tambrauw di Provinsi Papua Barat terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (2013).
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 025/PUU-X/2012 perihal Pengujian Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (2013).
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 031/PUU-V/2007 perihal Pengujian Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Tual di Provinsi Maluku terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (2008).
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 033/PUU-VIII/2010 perihal Pengujian Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun (2010).
Rahman, Irfan Nur, Anna Triningsih, Alia Harumdani W, and Nallom Kurniawan. “Dasar Pertimbangan Yuridis Kedudukan Hukum (Legal Standing) Kesatuan Masyarakat Hukum Adat Dalam Proses Pengujian Undang-Undang Di Mahkamah Konstitusi.” Jurnal Konstitusi 8, no. 5 (2016): 767-802. https://doi.org/10.31078/jk856.
Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4151) (2001).
Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316) (2003).
Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) (1999).
Soekanto, Soerjono, and Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Umum. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007.
Tim Penyusun. Hukum Acara Mahkamah Konstitusi. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2010.
Wicaksono, Dian Agung, and Andy Omara. “Ratio Legis Kedudukan Hukum Pemohon dalam Pengujian Undang-Undang oleh Mahkamah Konstitusi,” Jurnal Penelitian Hukum De Jure 20, no. 4 (Des 2020): 487-510, http://dx.doi.org/10.30641/dejure.2020.V20.487-510.
Wicaksono, Dian Agung, and Enny Nurbaningsih. “Ratio Legis Pembatasan Kedudukan Hukum bagi Pembentuk Undang-Undang dalam Pengujian Undang-Undang,” Jurnal Konstitusi 19, no. 3 (Sep 2022): 503-27, https://doi.org/10.31078/jk1931.
Wicaksono, Dian Agung, and Enny Nurbaningsih. “Ratio Legis Penetapan Pembayar Pajak (Taxpayer) sebagai Kedudukan Hukum dalam Pengujian Undang-Undang oleh Mahkamah Konstitusi,” Jurnal Konstitusi 17, no. 3 (Sep 2020): 461-94, https://doi.org/10.31078/jk1731.
Wicaksono, Dian Agung. “Quo Vadis Pendirian Mahkamah Konstitusi dalam Menguji Undang-Undang Cipta Kerja dan Implikasinya terhadap Kegamangan Pemerintah Daerah dalam Melaksanakan Kewenangan Mengatur,” Jurnal RechtsVinding 11, no. 1 (Apr 2022): 77-98, http://dx.doi.org/10.33331/rechtsvinding.v11i1.846.
Wicaksono, Dian Agung. Dinamika Pemberian Kedudukan Hukum (Legal Standing) Pemohon Perorangan dalam Perkara Pengujian Undang-Undang oleh Mahkamah Konstitusi (Studi Atas Putusan Tahun 2003-2019). Yogyakarta: Disertasi Program Studi Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 2023.
Yulianingrum, Aulia Vivi. “Mempertegas Kedudukan Hukum Kesatuan Masyarakat Hukum Adat Dalam Memenuhi Hak-Hak Konstitusional.” Jurnal Yuriska 10, no. 1 (2018): 73-85.
Zakaria, R. Yando. “Konstitusionalitas Kriteria Masyarakat (Hukum) Adat Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35/PUU-X/2012.” Jurnal Kajian 19, no. 2 (2014): 127-44.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Jurnal Konstitusi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Copyright of the published articles will be transferred to the journal as the publisher of the manuscripts. Therefore, the author confirms that the copyright has been managed by the publisher.
- The publisher of Jurnal Konstitusi is The Registrar and Secretariat General of the Constitutional Court of the Republic of Indonesia.
- The copyright follows Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License: This license allows reusers to distribute, remix, adapt, and build upon the material in any medium or format for noncommercial purposes only, and only so long as attribution is given to the creator. If you remix, adapt, or build upon the material, you must license the modified material under identical terms.