Discourse on Prohibition of Marriage With the Colleagues for Public Servants

Diskursus Larangan Nikah dengan Rekan Sekantor bagi Aparatur Sipil Negara

Authors

DOI:

https://doi.org/10.31078/jk2018

Keywords:

Colleagues, Employment Relationship, Human Rights, Marriage Ban, State Civil Apparatus

Abstract


After the Constitutional Court Decision Number 13/PUU-XV/2017, the labor regime which provided possibility of prohibiting workers for having marital bond with the colleagues, has been distorted to become a permissibility, after annulling Article 153. (1). f the Labor Law. In the scope of State Civil Apparatus, there are several reasonable arguments that the Decision can be extended to them, which is: (a) there is similarity between State Civil Apparatus and labors in the matter of employment relationship. where State Civil Apparatus is an employee which employed by the government, while the labor by the company; and (b) the State Civil Apparatus law doesn’t prohibit them from having a marital bond with the colleagues. Based on that, the restriction on the right to establish a family and to get fair and proper treatment by forcing the prohibition of the marital bond with the colleagues through the internal office regulations shall not be justified.

References

Abdulajid, Syawal, dan Anshar. Pertanggungjawaban Pidana Komando Militer Pada Pelanggaran HAM Berat: Suatu Kajian dalam Teori Pembaharuan Pidana, Cetakan Pertama. Jogjakarta: Laksbang Pressindo, 2011.

Asrun, A. Muhammad. “Hak Asasi Manusia Dalam Kerangka Cita Negara Hukum (Catatan Perjuangan Di Mahkamah Konstitusi).” Jurnal Cita Hukum 4, no 1 (2016): 133-154. http://dx.doi.org/10.15408/jch.v4i1.3200.

Bahar, Saafroedin. Konteks Kenegaraan Hak Asasi Manusia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2002.

Budiardjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia, 1989.

Davidson, Scott. Hak Asasi Manusia, Sejarah, Teori dan Praktek dalam Pergaulan Internasioanal, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2008.

El-Muhtaj, Majda. Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia: dari UUD 1945 sampai Amandemen UUD 1945 Tahun 2002. Jakarta: Kencana, 2009.

Fitriyani dan Ro’fah Setyowati. “Analisis Putusan MK No 13/PUU-XV/2017 Tentang Larangan Nikah Dalam Satu Instansi Perspektif Maqashid Al-Syari’ah.” Indonesian Journal of Law

and Islamic Law (IJLIL) 3, no 1 (2021): 1-37. https://doi.org/10.35719/ijl.v3i1.110.

Hadi, Abdul. “Fenomena Menikah Dengan Teman Sekantor Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Uji Materi Pasal 153 Ayat (1) huruf f Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.” Jurnal Surya Kencana Dua: Dinamika Masalah Hukum dan Keadilan 5, no 1 (2018): 352-368. http://dx.doi.org/10.32493/SKD.v5i1.y2018.1538.

Hanifah, Ida. “Kebijakan Perlindungan Hukum Bagi Pekerja Rumah Tangga Melalui Kepastian Hukum.” Jurnal Legislasi Indonesia 17, no 2 (2020): 193-208. https://doi.org/10.54629/jli.v17i2.669.

Hariati, Sri. Et, al. "Harta Bersama Akibat Perceraian Berdasarkan Isbat Nikah di Desa Berinding Kopang Lombok Tengah." Indonesian Journal of Education and Community Services 2, no. 2 (2022): 204-220. https://journal.publication-center.com/index.php/ijecs/article/view/1380.

Muabezi, Zahermann Armandz. “Negara Berdasarkan Hukum (Rechtsstaats) Bukan Kekuasaan (Machtsstaat).” Jurnal Hukum dan Peradilan 6, no. 3 (2017): 421-446. http://dx.doi.org/10.25216/jhp.6.3.2017.421-446.

Putri, Made Pramita Arimanu. Et, al. “Pemutusan Hubungan Kerja Terhadap Pekerja Karena Perkawinan Dengan Sesama Pekerja Dalam Satu Perusahaan (Studi Kasus: Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 13/PUU-XV/2017).” Kertha Semaya: Journal Ilmu Hukum 4, no. 3 (2018): 1-15. https://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/article/view/43721.

Rohanawati, Ayunita Nur, dan Dian Agung Wicaksono. “Kesetaraan Dalam Perjanjian Kerja Dan Ambiguitas Pertimbangan Hukum Mahkamah Konstitusi (Kajian Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-XV/2017).” Jurnal Yudisial 11, no. 3 (2018): 267-289. http://dx.doi.org/10.29123/jy.v11i3.307.

Selang, Christian Agung. Et, al. "Aspek Hukum Hak Asasi Manusia Terhadap Penyadapan dalam Tindak Pidana Terorisme Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme." Lex Crimen 11, no. 3 (2022): 1-10. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/article/view/40581.

Setiardja, A. Gunawan. Hak-hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideologi Pancasila. Yogyakarta: Kanisius, 1993.

Sirajuddin dan Zulkarnain. Komisi Yudisial dan Eksaminasi Publik, Menuju Peradilan Yang Bersih dan Beribawa, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006.

Sucahyono. “Erga Omnes Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Dalam Perspektif Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.” SALAM: Jurnal Sosial & Budaya Syar-I 6, no. 4 (2019): 331-342. https://doi.org/10.15408/sjsbs.v6i4.13707.

Teguh Firmansyah (Republika), “MUI: Agama Tak Melarang Dengan Nikah dengan rekan sekantor,” (2017). Di akses 04 April 2022. http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/17/05/19/ oq74cs377-mui-agama-tak-melarang-menikah-dengan-teman-sekantor

Triwulandari, Agus Mas. “Problematika Pemberian Bantuan Hukum Struktural Dan Non Struktural Kaitannya Dengan Asas Equality Before The Law.” Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum 14, no. 3 (2020): 539-552. http://dx.doi.org/10.30641/kebijakan.2020.V14.539-552.

Winata, Muhammad Reza, dan Intan Permata Putri. “Penegakan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-XV/2017 Mengenai Hak Mendapatkan Pekerjaan dan Hak Membentuk Keluarga.” Jurnal Konstitusi 15, no. 4 (2018): 858-880. https://doi.org/10.31078/jk1549.

Yusuf DM, Mohd. dan Geofani Milthree Saragih. "Larangan Pernikahan Beda Agama Ditinjau dari Perspektif Hak Asasi Manusia." DELAREV: Lakidende Law Review 1, no. 3 (Desember 2022): 233-242.

Downloads

Published

2023-03-25

How to Cite

Yanuar, Muh. Afdal. 2023. “Discourse on Prohibition of Marriage With the Colleagues for Public Servants: Diskursus Larangan Nikah Dengan Rekan Sekantor Bagi Aparatur Sipil Negara”. Jurnal Konstitusi 20 (1):144-58. https://doi.org/10.31078/jk2018.

Issue

Section

Articles