Relevansi Teori Oplossing dalam Penanganan Sengketa Terkait Keputusan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Authors

  • Paulus Rudy Calvin Sinaga Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
  • Anna Erliyana Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31078/jk1928

Keywords:

Oplossing Theory, Administrative Justice, Government Procurement of Goods/ Services

Abstract


The Indonesian State Administrative Court has applied the oplossing theory, where claims related to disputes over the procurement of government goods or services are considered to be merged in the civil realm so that they are assumed to be not authorized to handle the dispute. This research is normative juridical research by comparing the practice of handling cases of government procurement of goods and services in the Indonesian State Administrative Court, the Constitutional Court, and the French Administrative Court. Research shows that there are inconsistencies in the Indonesian state administrative court regarding the interpretation of the oplossing theory after the enactment of Law Number 30 of 2014 concerning Government Administration, while in France, the plaintiff can file a lawsuit in the form of annulment of administrative decisions related to the procurement of government goods and services or a compensation claim. The implication of eliminating the oplossing theory is that a third party can file a claim for compensation against a dispute over the procurement of government goods and services in the state administrative court in accordance with the Constitutional Court Decision Number 22/PUU-XVI/2018 regarding the grace period for filing a lawsuit by a third party.

References

Buku

Alvat, Pradikta Andi. Hukum dan Daulat Rakyat Sebuah Ironi. Bogor: Guepedia, 2020.

Gabayet, Nicolas. Public Procurement Law: Damages as an Effective Remedy. UK: Hart Publishing, 2011.

Huda, Ni’matul. Hukum Pemerintahan Daerah. Bandung: Nusa Media, 2019.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia, Pedoman Pasal 22 tentang Larangan Persekongkolan dalam Tender yang diterbitkan KPPU, Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia, 2009.

M., Ali Abdullah, Ali, Teori dan Praktik Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara Pasca-Amandemen: Pergeseran Paradigma dan Perluasan Norma. Jakarta: Prenadamedia Group. 2015.

Mahkamah Agung, “Laporan Study Banding ke Perancis tentang Kompetensi Peradilan Administrasi”, Mahkamah Agung Republik Indonesia, 2009.

Mawardi, Irvan. Paradigma Baru PTUN: Respon Peradilan Administrasi terhadap Demokratisasi. Yogyakarta: Thafamedia, 2016.

Nadapdap, Binoto. Hukum Acara Persaingan Usaha Pasca-Putusan Mahkamah Konstitusi. Jakarta: Kencana, 2020.

Schebesta, Hanna. Damages in EU Public Procurement Law: Studies in European Economic Law and Regulation. Switzerland: Springer International Publishing, 2016.

Simamora, Yohanes Sogar et. Al. Pengantar Hukum Pengadaan Barang & Jasa. Surabaya: Airlangga University Press, 2021.

Simanjuntak, Enrico. Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara: Transformasi dan Refleksi. Jakarta: Sinar Grafika, 2018.

Sufitario, Eko dan Tirtamulia, Tjokro. Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara. Surabaya: Brilian Internasional, 2012.

Jurnal

Asimah, Dewi, “Implementasi perluasan Kompetensi PTUN dalam Mengadili Tindakan Faktual (Onrechtmatige Overheidsdaad/OOD”, Jurnal Ilmu Hukum Kenotariatan Fakultas Hukum Unpad 4, No. 1 (2020).

Dani, Umar, “Memahami Kedudukan Pengadilan Tata Usaha Negara di Indonesia: Sistem Unity of Jurisdiction atau Duality of Jurisdiction? Sebuah Studi tentang Struktur dan Karakteristiknya”, Jurnal Hukum dan Peradilan 7, No. 3 (2018).

Effendi, Maftuh, “Peradilan Tata Usaha Negara Indonesia Suatu Pemikiran ke Arah Perluasan Kompetensi Pasca Amandemen Kedua Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara”, Jurnal Hukum dan Peradilan 3, No. 1 (2014).

Fajrurrahman, Febby, “Penerapan Hukum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagai Sengketa Tata Usaha Negara”, Jurnal Hukum Peratun 2, No. 2 (2019).

Habibi, Dani, “Perbandingan Hukum Peradilan Tata Usaha Negara dan Verwaltungsgerecht sebagai Perlindungan Hukum Rakyat”, Kanun Jurnal Ilmu Hukum 21, No. 1 (2019).

Marvin, Renius Albert dan Erliyana, Anna, “Polemik Jangka Waktu Pengajuan Gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara”, Jurnal Hukum & Pembangunan 49, No. 4 (2019).

Pandeiroot, Eugenia Floria Esther et. Al, “Upaya Administratif dalam Penyelesaian Sengketa Tata Usaha Negara ditinjau dari Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan”, Jurnal Lex Administratum 9, No. 2 (2021).

Pamungkas, Yogo, “Pergeseran Kompetensi Peradilan Tata Usaha Negara”, Jurnal Ilmu Hukum Kenotariatan Fakultas Hukum Unpad 3, No. 2 (2020).

Safitri, Erna Dwi dan Sa’adah, Nabitatus, “Penerapan Upaya Administratif dalam Sengketa Tata Usaha Negara”, Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia 3, No. 1 (2021).

Soleh, Mohammad Afifudin, “Eksekusi Terhadap Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara yang Berkekuatan Hukum Tetap”, Mimbar Keadilan Jurnal Ilmu Hukum, Februari (2018).

Tjandra, Willy Riawan.“Perbandingan Sistem Peradilan Tata Usaha Negara dan Conseil d’etat sebagai Institusi Pengawas Tindakan Hukum Tata Usaha Negara”, Jurnal Hukum Ius Quia Iustum 20, No. 3 (2013).

Wicaksono, Dian Agung et. Al, “Diskursus Kompetensi Absolut Pengadilan Tata Usaha Negara dalam Mengadili Perbuatan Pemerintah Dalam Pengadaan Barang/Jasa”, Jurnal Rechtvinding 9, No. 3 (2020).

Peraturan Perundang-Undangan

Indonesia. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (1986).

———. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (2004).

———. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (2014).

———. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (2021).

———, Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. (2021).

Putusan

Mahkamah Agung. Putusan Mahkamah Agung Nomor 252.K/TUN 2000 (2000).

Mahkamah Konstitusi. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 22/PUU-XVI/2018 (2018).

Pengadilan Tata Usaha Negara Banda Aceh, Putusan PTUN Banda Aceh Nomor 17/G/2017 PTUN.BNA (2017).

———, Putusan PTUN Banda Aceh Nomor 41/G/2019/PTUN.BNA (2019).

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, Putusan PTUN Jakarta Nomor 3/G/2021/PTUN-JKT (2021).

Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi, Putusan PTUN Jambi Nomor 9/G/2021.PTUN.JBI (2021).

Pengadilan Tata Usaha Negara Kupang, Putusan PTUN Kupang Nomor 42/G/2020/PTUN.KPG (2020).

Pengadilan Tata Usaha Negara Padang, Putusan PTUN Kupang Nomor 4/G/2017/PTUN.PDG (2017).

———, PTUN Padang Nomor 12/G/2017/PTUN.PDG (2017).

Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda, Putusan PTUN Samarinda Nomor 47/G/2020/PTUN.SMD (2020).

Downloads

Published

2022-06-02

How to Cite

Sinaga, Paulus Rudy Calvin, and Anna Erliyana. 2022. “Relevansi Teori Oplossing Dalam Penanganan Sengketa Terkait Keputusan Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah”. Jurnal Konstitusi 19 (2):431-55. https://doi.org/10.31078/jk1928.

Issue

Section

Articles