Analisis Kritis terhadap Perjanjian Perkawinan dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 69/PUU-XIII/2015

Authors

  • Damian Agata Yuvens Fakultas Hukum Universitas Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31078/jk1445

Keywords:

Perjanjian Perkawinan, Pertimbangan Hukum, Putusan No. 69/PUU-XIII/2015

Abstract


Pengujian terhadap beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan ditujukan untuk memastikan agar warga negara Indonesia yang menikah dengan warga negara asing bisa tetap memiliki hak atas tanah dengan titel Hak Milik maupun Hak Guna Bangunan. Hasil akhirnya, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, melalui Putusan No. 69/PUU-XIII/2015, menolak sebagian permohonan yang diajukan dan memberikan tafsir sehubungan dengan perjanjian perkawinan, sehingga perjanjian perkawinan juga bisa dibuat selama dalam ikatan perkawinan. Namun demikian, terdapat masalah nyata dalam Pertimbangan Hukum yang disusun, yaitu falasi, kurangnya pertimbangan dan tidak adanya analisis dampak. Di sisi lain, penilaian yang dilakukan secara terpisah oleh Mahkamah Konstitusi terhadap objek yang diujikan menyebabkan tidak tampaknya perdebatan komprehensif mengenai isu pokok yang diujikan. Terlepas dari kekurangan tersebut, tak dapat pula disangkal bahwa Putusan No. 69/PUU-XIII/2015 memberikan alternatif jalan keluar.Review on some provisions in Law of the Republic of Indonesia Number 5 of 1960 concerning Basic Regulations on Agrarian Principles as well as Law of the Republic of Indonesia Number 1 of 1974 concerning Marriage were submitted in order to ensure that Indonesian citizen who marries foreign citizen could still hold land right with title of the Right of Ownership and the Right of Building. As a result, Constitutional Court of the Republic of Indonesia, through Decision No. 69/PUUXIII/2015, rejected part of the petition and provided interpretation in relation to marital agreement, so that marital agreement could be drafted during the marriage relation. Nevertheless, there are visible problems in the Legal Consideration, namely fallacy, lack of consideration and no impact analysis. On the other hand, assessment conducted separately by Constitutional Court of the Republic of Indonesia caused the invisibility of comprehensive debate on the main issue that is contested. Apart from the said shortcomings, it is undeniable that Decision No. 69/PUU-XIII/2015 provided alternative way out.

References

Buku
Abdulkadir Muhammad, 1982, Hukum Perikatan, Bandung: Alumni.
Bambang Sutiyoso, 2006, Metode Penemuan Hukum: Upaya Mewujudkan Hukum yang Pasti dan Berkeadilan, Yogyakarta: UII Press. M. Yahya Harahap, 1986, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Bandung: Alumni.
R. Setiawan, 1977, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, Bandung: Binacipta.
Taufiq El. Rahman, dkk. 2011, “Asas Kebebasan Berkontrak dan Asas Kepribadian
dalam Kontrak-Kontrak Outsourcing” Mimbar Hukum, Vol. 23, No. 3, Oktober,
583-596.

Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang tentang Peraturan Hukum Pidana. UU No. 1 Tahun 1946.
Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 No. 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 2043).
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 No. 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3019).
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 No. 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3886).
Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan. UU, LN, TLN. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 No. 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4634).
Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang tentang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 No. 297, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 5606).
Algemene Bepalingen van wetgeving voor Indonesie, Staatsblad 1847 No. 23.
Burgerlijk Wetboek voor Indonesie, Staatsblad 1846 No. 23.
Wetboek van Strafrecht, Staatsblad 1915 No. 732.

Putusan
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 69/PUU-II/2004.
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 69/PUU-XIII/2015.

Published

2018-02-09

How to Cite

Yuvens, Damian Agata. 2018. “Analisis Kritis Terhadap Perjanjian Perkawinan Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 69 PUU-XIII 2015”. Jurnal Konstitusi 14 (4):799-819. https://doi.org/10.31078/jk1445.

Issue

Section

Articles