Tumpang Tindih Kewenangan dalam Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah

Authors

  • Abdul Jalil STIS Kebumen Jawa Tengah Jl. Kutoarjo KM.12 Mekarsari Kutowinangun Kebumen Jawa Tengah 54393

DOI:

https://doi.org/10.31078/jk1044

Keywords:

Disputes, Sharia Economics, Law, Islamic Banking

Abstract


This paper is going to discuss the decision of the Constitutional Court No. 93/ PUU-X/2012 related to granting of the petition for judicial review of Law No. 21 Year 2008 concerning Islamic Banking (State Gazette of the Republic of Indonesia Year  2008  Number  94,  namely  Article  55  paragraph  (2)  and  paragraph (3) governing the settlement of disputes with respect to Article 28D paragraph (1) of the 1945 Constitution, which says that the Act  should guarantee  legal  certainty and justice and do not have binding legal force. While in Article 55 paragraph (1), described Sharia Banking Dispute resolution by the court within the Religious Courts, while paragraph (2), stated in terms of the parties’ dispute has betoken  than those referred to in paragraph (1), the settlement of disputes in accordance with the contents of the Agreement, then, in paragraph (3) Settlement of disputes referred to in paragraph (2) must not conflict with Sharia. In addition to this, the paper will also question the extent of absolute authority of the Religious Courts institutions related to the settlement of economic disputes shari’a as stipulated in Law No. 3 of 2006 on Religious Courts    .

References

Buku
Abdul Manan, 2013, “Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syari’ah”, http://www. findthatfile.com/search-65972335-hPDF/download-documents-makalah-pak- manan.pdf.htm, diunduh 22 November 2013
Achmad Fauzi, “Urgensi Hukum Perikatan Islam dalam Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah”, La-Riba-Jurnal Ekonomi Islam, Volume III, No. 1, Juli 2009
Buku saku Perbankan Syari’ah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, 2010.
Richard Keenan, 2010, Islamic Project Finance: Structures and Challenges, Dubai:
Project Finance Newswire, 2010.

Artikel/Majalah/Jurnal
Direktur Komersial dan Usaha Syari’ah PT BNI Persero Tbk, 2006, “Seminar Nasional Perluasan Kewenangan Peradilan Agama-Pasca Amandemen UU No 7 tahun 1989”, dengan judul makalah Respon dan Tantangan Pelaku Bisnis Syari’ah terhadap Perluasan Kewenangan Peradilan Agama oleh Jurusan Muamalat Fak Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2006.
Syamsul Anwar, 2010, “Hukum Kontrak Islam”, Handout mata kuliah Etika Bisnis dan Hukum Transaksi Islam, Pasca sarjana UIN Sunan kalijaga Yogyakarta, September 2010.

Peraturan Perundang-undangan
Fatwa DSN No. 7/DSN-MUI/IV 2000 tentang Pembiayaan Mudaharabah Fatwa No. 8/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Musyarakah Fatwa No.12/DSN-MUI/IV /2000 tentang Hawalah.
KUHPerdata pada pasal 1320 berbicara tentang perjanjian
-----------------Pasal 1338 tentang asas kebebasan berkontrak
-----------------Pasal 1320 tentang asas konsensualisme
-----------------Pasal 1315 KUHPerdata asas personalia
-----------------Pasal 1315 KUHPerdata tentang i’tikad baik
PERMA No. 02 tahun 2008 tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) / KHES
Putusan Salinan Mahkamah Konstitusi (PutusanNomor 93/PUU-X/2012) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 Tentang Peradilan Agama. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

Internet
http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/putusan/putusan_sidang_93%20PUU%202012perbankan%20syariah-telah%20ucap%2029%20Agustus%202013.pdf

Downloads

Published

2016-05-20

How to Cite

Jalil, Abdul. 2016. “Tumpang Tindih Kewenangan Dalam Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah”. Jurnal Konstitusi 10 (4):627-48. https://doi.org/10.31078/jk1044.

Issue

Section

Articles