Perppu Pengawasan Hakim Mk Versus Putusan Final Mk

Authors

  • Malik Malik STIH Sunan Giri Malang Jl. Joyo Raharjo 240A Malang

DOI:

https://doi.org/10.31078/jk1042

Keywords:

Supervision of Justices, Final Verdict, Constitutional Court, Government Regulation in Lieu of Law (Perppu)

Abstract


Government Regulation in Lieu of Law (Perppu) No. 1 of 2013 about the Second Amendment to Act No. 24 of 2003 about Constitutional Court (MK) is an appropriate step to recover public trust to MK after the arrest of non-active Head of MK Akil Mochtar by Corruption Eradication Commission (KPK). Many crucial things are found  in Perppu No.1 of 2013 about MK and these are considered as the problem roots   but also the efficacious herbs to deter against the replicated corruption practice at MK. One of them is the supervision system of Constitutional Justices. Justices of  MK have been once becoming the object of the supervision of Judicial Commission (KY), but the release of the Verdict of Constitutional Court No. 005/PUU-IV/2006  has made the authority of KY to supervise Constitutional Justices degraded into inconstitutional. The verdict of Constitutional Court is final and binding, but it cannot still escape from erga omnes principle, meaning that the verdict is binding  in general term and also binding for the object of dispute.

References

A. Mukhtie Fadjar, 2004, Menjaga Denyut Konstitusi, Refleksi Satu Tahun MK, Jakarta: Konstitusi Press.
Ahmad Ali, 2002, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis),
Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.
Ahmad Syahrizal, 2006, Peradilan Konstitusi, Suatu Study Tentang Adijudikasi Konstitusional Sebagai Mekanisme Penyelesaian Sengketa Normatif, Jakarta: Pradnya Paramita.
Bagir Manan, 1992, Dasar-dasar Perundang-undangan Indonesia, Jakarta: Ind-Hill.Co.
_______, 2010, Beberapa Persoalan Paradigma Setelah atau Akibat Perubahan UUD 1945, Jakarta: Jurnal Konstitusi.
H.M. Laica Marzuki, 2005, Berjalan-Jalan di Ranah Hukum, Pikiran-Pikiran Lepas,
Jakarta: Konstitusi Press.
Hasan Alwi, Kamus Besar Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
I Gde Pantja Astawa, 1992, Ruang Lingkup dan Pelaksanaan Wewenang Presiden Berdasarkan Ketentuan Undang-Undang Dasar 1945, Bandung, Thesis Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran, 1992, Dalam dan Suprin Na’a, 2008, Dinamika Hukum dan Ilmu Perundang-undangan di Indonesia, Cetakan ke 1, PT. Alumni Bandung.
Jimly Asshiddlqie, 2006 Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid I. Jakarta: Konstitusi Press.
_______, 2004, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta: Cetakan Pertama, Kerja sama MK RI dan Pusat Studi Hukum Tata Negara FH UI.
_______, 2006, Perihal Undang-Undang, Jakarta: Konstitusi Press.
Maria Farida Indrati Soeprapto, 1998, Ilmu Perundang-undangan Dasar-Dasar dan Pembentukannya, Yogyakarta: Kanisius.
Ni’matul Huda, 1999, Hukum Tata Negara, Yogyakarta: Cetakan Pertama, Gama Media kerja sama Pusat Studi Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia.
R. Kranenburg, 1996, De Grondslagen der Rechtswetenschap, Cetakan ketiga, 1951, sebagaimana dikutip kembali oleh Herman Sihombing dalam Hukum Tata Negara Darurat di Indonesia, Jakarta: Djambatan.
S.F. Marbun, 1997, Peradilan. Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administrasi di Indonesia. Yogyakarta: Liberty.
Sudikno Mertokusuma, 1996, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Yogyakarta: Liberty.
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. UU No. 24 Tahun 2003 tentang MK.
UU No. 11 Tahun 2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No. 1 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 24 Tahun 2003 tentang MK.
Putusan MK No. 138/PUU-VII/2009.

Downloads

Published

2016-05-20

How to Cite

Malik, Malik. 2016. “Perppu Pengawasan Hakim Mk Versus Putusan Final Mk”. Jurnal Konstitusi 10 (4):579-604. https://doi.org/10.31078/jk1042.

Issue

Section

Articles